Memang
udah pernah baca di facebook tapi kan versi cetak pasti ada yang berbeda. Dan
memang benar. Gua membelinya tiga hari
setelah tau pengumuman dari facebook.
Perbedaan
versi cetak nya adalah ada tambahan cerita awalnya, tidak langsung tiba-tiba
Grey & Jingga satu klub teater di kampus mereka. Dan satu lagi keuntungan
memiliki versi cetaknya adalah, ada gambar-gambar pin-up penambah yang
memanjakan mata. Ohya beberapa quotes yang di facebook juga ada yang dirubah
atau ditambah.
Dari
segi isi tidak jauh dari yang di facebook, sama memukaunya, lucunya juga
serunya bedanya bisa di pegang aja hehe.
Tapi
Sweta Kartika juga manusia yang punya kekurangan dibalik karyanya yang memang
bagus dan selalu gua kagumi. Beberapa kekurangannya adalah :
1.Di halaman-halaman awal rambut Jingga tidak
dikuncir menyamping. Sehingga menurut gua ini menurunkan character building
dari Jingga dan mengurangi esensi saat Grey bilang bahwa dia lebih suka Jingga
mengikat rambutnya menyamping. Tapi bisa saja sih di halaman pertama kali
jingga diikat menyamping itu pertama kali Grey melihat dan dia suka. Tapi balik
lagi, character building.
2. Di biodata Nina dituliskan dia mengambil jurusan
musik dan fokus ke piano. Tapi di gambar-gambar pin-up Nina bermain biola. Ya
mungkin bisa saja Nina punya skill bermain biola selain piano. Tapi orang bisa
terheran-heran. Mungkin saja Sweta ingin mengganti Nina sebagai pemain biola,
tapi lupa menggantinya saat penulisan biodata Nina. Ya itu hanya asumsi.
Kayaknya hanya dua itu saja dari
yang gua lihat. Selain itu semuanya keren banget. Artworknya bener-bener bikin
ngiri hehe. Buat yang sering galau masalah cinta harus beli buku ini menurut
gua. Dan bikin kita yakin kalau komik Indonesia bisa bersaing dengan komik luar.
Dan
buat sesama fans Sweta Kartika
gua nggak maksud ngejatohin dia kok lewat kritik dua itu tadi. Ya maklum
juga,
beliau kan nggak cuma ngebikin Grey & Jingga, sekarang lagi sibuk
sama
Nusantaranger dan pasti ada beberapa orderan ilustrasi. Cuma menganalisa
aja,
gua juga penggemar kok, sama-sama berharap Wanara dilanjutin atau ada
versi
cetaknya, sama-sama gasabaran nunggu Nusantaranger. Gua juga bukan
komikus handal, tapi namanya juga review hehe (Paragraf terakhir ini
diketik takut ada yang sensi, gua tau Sweta mah ga mungkin marah hehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar