Sabtu, 14 Juni 2014

Review Komik Grey & Jingga : The Twilight

Pas pertama kali liat postingan di facebook bahwa Grey & Jingga akan dibuat versi cetaknya gua seneng banget! Komik ini sebelumnya diposting rutin oleh Sweta Kartika sang komikus di facebook setiap Senin dan Kamis (iya kayak puasa sunnah.) Gua ngikutin setelah cukup lama booming. 

  Memang udah pernah baca di facebook tapi kan versi cetak pasti ada yang berbeda. Dan memang benar. Gua membelinya  tiga hari setelah tau pengumuman dari facebook.

  Perbedaan versi cetak nya adalah ada tambahan cerita awalnya, tidak langsung tiba-tiba Grey & Jingga satu klub teater di kampus mereka. Dan satu lagi keuntungan memiliki versi cetaknya adalah, ada gambar-gambar pin-up penambah yang memanjakan mata. Ohya beberapa quotes yang di facebook juga ada yang dirubah atau ditambah.

  Dari segi isi tidak jauh dari yang di facebook, sama memukaunya, lucunya juga serunya bedanya bisa di pegang aja hehe. 

   Tapi Sweta Kartika juga manusia yang punya kekurangan dibalik karyanya yang memang bagus dan selalu gua kagumi. Beberapa kekurangannya adalah :

    1.Di halaman-halaman awal rambut Jingga tidak dikuncir menyamping. Sehingga menurut gua ini menurunkan character building dari Jingga dan mengurangi esensi saat Grey bilang bahwa dia lebih suka Jingga mengikat rambutnya menyamping. Tapi bisa saja sih di halaman pertama kali jingga diikat menyamping itu pertama kali Grey melihat dan dia suka. Tapi balik lagi, character building.

    2. Di biodata Nina dituliskan dia mengambil jurusan musik dan fokus ke piano. Tapi di gambar-gambar pin-up Nina bermain biola. Ya mungkin bisa saja Nina punya skill bermain biola selain piano. Tapi orang bisa terheran-heran. Mungkin saja Sweta ingin mengganti Nina sebagai pemain biola, tapi lupa menggantinya saat penulisan biodata Nina. Ya itu hanya asumsi.

   Kayaknya hanya dua itu saja dari yang gua lihat. Selain itu semuanya keren banget. Artworknya bener-bener bikin ngiri hehe. Buat yang sering galau masalah cinta harus beli buku ini menurut gua. Dan bikin kita yakin kalau komik Indonesia bisa bersaing dengan komik luar.

Dan buat sesama fans Sweta Kartika gua nggak maksud ngejatohin dia kok lewat kritik dua itu tadi. Ya maklum juga, beliau kan nggak cuma ngebikin Grey & Jingga, sekarang lagi sibuk sama Nusantaranger dan pasti ada beberapa orderan ilustrasi. Cuma menganalisa aja, gua juga penggemar kok, sama-sama berharap Wanara dilanjutin atau ada versi cetaknya, sama-sama gasabaran nunggu Nusantaranger. Gua juga bukan komikus handal, tapi namanya juga review hehe (Paragraf terakhir ini diketik takut ada yang sensi, gua tau Sweta mah ga mungkin marah hehe)